Kamis, 20 Juni 2013

ADRIAN ADIOETOMO MERILIS ALBUM BARU : “KARAT DAN ARANG”



Bila kau lucuti semuanya hinnga ke intinya, kau akan menemukan bahwa blues adalah perasaan.  Singkirkan sejenak lengkingan gitar yang dibending. Lupakan alat musikmu, lupakan gitar slide. Bila Kau mendapat perasaan itu, apapun situasinya, kau akan  mencoba menemukan cara mengatasinya.
Kau melolong, meraung,  melolong, tertawa,  menghentak, berlari, meninju, menggaruk, melompat,mencengkram, merunduk, mengerut, menyeringai, berbisik, apapun, tak jadi masalah apapun itu. Tapi kau tau apa yang kau rasakan nyata, dan ia akan terwujud dengan caranya sendiri. Kau bahkan tak kuasa mengendalikannya.  Itulah kata-kata yang tertulis, yang bisa menjadi mengekspresikan rasa sekaligus inti dari keseluruhan lagu yang ada pada album terbaru dari pemusik blues asal Jakarta yang terkenal dengan gitar resonatornya, Adrian Adioetomo.
Ya, setelah lima tahun sejak album pertamanya, Telegram, maka inilah album kedua dari Adrian. Obsesi melahirkan album ini diakui sudah ada sejak selesainya album yang pertama. Dan iapun mulai melakukan langkah-langkah demi bisa mewujudkan album ini. Jalan yang ditempuh ternyata cukup panjang dan berliku, hingga akhirnya baru bisa selesai dan beredar pada bulan Juni 2013 ini. “Untuk peredaran album ini saya bekerja sama dengan Demajors, ” ungkap Adrian. Sebagai informasi Demajors adalah perusahaan rekaman sekaligus penyalur rekaman-rekaman indie terkemuka  di Jakarta  sejak tahun 2001. Oleh karena itu dijamin CD terbaru dari Adrian Adioetomo ini sudah bisa di dapat ditoko-toko CD terkemuka.
Berbeda denngan album pertamanya yang merupakan single album, maka album Karat dan Arang ini merupakan double album. Dan yang lebih utama di album ini Adrian tidak bermain sendiri, tapi banyak dibantu oleh seniman-seniman musik karibnya, walaupun tetap yang menjadi sentral adalah gitar resonatornya. CD 1 diberi judul KARAT, yang merupakan instropeksi ke arah dalam dari Adrian, sedangkan CD 2 berjudul ARANG merupkan refleksi Adrian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Blues disini dijadikan titik berangkat oleh  Adrian, ia bereksplorasi berdasarkan kebutuhan ekspresinya. Oleh karenanya album ini lebih tepat dikatakan sebagai album ekspresi dari seniman musik yang biasa bermain blues, ketimbang disebut sebagai album blues murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar